GOA KREO , Wisata Lokal yang Mulai Ramai Pengunjung

Jika melihat dari sejarah penamaan Goa Kreo maka kita sampai pada cerita bahwa nama Kreo diambil dari kata mangreho atau ngreho yang mempunyai arti menjaga atau memelihara. Legendanya bermula ketika Sunan Kalijaga yang akan membawa kayu jati untuk pembangunan masjid di Demak, dan tersangkut di tebing. Sunan Kalijaga memutuskan untuk berhenti sejenak dan bersemedi di sebuah goa.
Pada saat sedang makan, muncul empat ekor kera yang ingin membantu kesulitan Sunan dan pengikutinya. Empat ekor kera ini berwarna merah, kuning, putih dan hitam.

Seusai makan malam, berbagai macam usaha sudah dicoba namun kayu jati yang terjepit tidak bergeming. Pada ahirnya kayu jati dipotong menjadi dua bagian. Satu bagian terjatuh ke ladang, dan satu bagian lain bisa dibawa. Ketika Sunan dan pengikutnya ingin melanjutkan perjalanan, ke empat kera yang membantu tadi, ingin mengikuti. Namun Sunan Kalijaga memberi wewenang lain untuk ngreho atau mangreho yang berarti menjaga dan memelihara sungai dan goa tersebut. Pada ahirnya daerah goa yang menjadi petilasan kejadian tersebut diberi nama Goa Kreo. 
Lokasi Goa Kreo saat ini mempunyai akses yang cukup mudah. Dari arah Pantura bisa melewati jl Abdurahman Saleh, sebelah Museum Ronggo Warsito ke arah Gunung Pati, kurang lebih 30 menit. Kalau dari arah Ungaran bisa mengikuti jalur ke Pasar Gunung Pati, ketika sampai di pertigaan pasar gunung pati ambil arah kanan atau ke arah Kalibanteng (kalau di papan penunjuk tulisannya Semarang). Lebih tepatnya lokasi Goa Kreo ini di daerah perbukitan Krincing Dukuh Talun Kacang Kel Kandri Kec Mijen. Jam operasional dimulai pukul 06.00-18.00 WIB. Retribusinya pun murah saat itu. Hanya tiga ribu rupiah sudah termasuk parkir motor.
*sssttt.. Tak bisikin jalan tikus, dari UNNES, ambil arah Rusunawa (mess nya mahasiswa bidikmisi) ikuti jalan sampai pertigaan yang agak menanjak. Ambil kiri. Lurus sampai pasar Gunung Pati. Ambil Arah Kalibanteng (papan penunjuknya bertuliskan Semarang). Paling 15 menitan dari pasar.
Saya suka dengan lokasi ini dengan alasan selain Goa kreo yang mempunyai akses mudah dan murah, namun juga di sekeliling nya terhampar waduk jatibarang yang cukup melepas kepenatan usai seminggu bekerja. Tempat parkirnya luas dan asri bersebelahan dengan air waduk seakan memberi ucapan "Selamat datang dan silahkan tinggalkan kepenatan anda mulai sekarang"  dibarengi sejuk semilir angin. Kontras sekali dengan rutinitas saya yang membosankan karena tiap pagi dan sore bertemu macet dan polusi tiada henti. 
Selain itu, ada fasilitas yang lain  berupa tempat bermain anak-anak, ayunan, papan luncur, dan waktu itu sedang dibangun 2 bangunan untuk toilet diseberang. *tak bisikin lagi, ada speedboat dan spot mancing juga.

Untuk mencapai lokasi goa, kita melewati jembatan dan banyak anak tangga. Selama perjalanan ini, kiri kanan kita adalah air waduk. Cukup bersih perairannya walaupun di pinggir masih ada beberapa sampah yang ditinggalkan. Entahlah, kadang saya masygul ketika ada tempat bagus namun ada sampah yang berserakan. Mungkin ada yang berfikir, biar para pekerja kebersihan yang ada bisa mendapatkan pekerjaan. ah.

Kera disini terlihat bebas bekeliaran. Jenis kera yang ada adalah kera ekor panjang (Macca Fascicularis). Sepintas mirip di Uluwatu , Bali. Penuh kera berkeliaran. :D
Oh iya. disini ada desa wisatanya. namanya desa kandri. ada banyak kegiatan menarik disana. Dodol tape nya enak juga . :p homestay juga ada.

Comments

Popular posts from this blog

KONTAK BASECAMP GUNUNG SE-INDONESIA

Pendakian Gunung Prau Via Pranten Kab.Batang Jawa Tengah

Tips Mahasiswa Mengumpulkan Tugas Ke Email Dosen